Dari Tarian Kolosal hingga Pesan Bupati, Ini Meriahnya HUT ke-194 Bantul
Upacara puncak Hari Jadi ke-194 Kabupaten Bantul digelar meriah di Lapangan Trirenggo. Mengusung tema “Bantul Bumi Satriya Sawiji,” upacara ini diikuti oleh seluruh OPD dan ASN, dibuka tarian kolosal oleh 100 siswa SMKI 1 Kasihan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menegaskan tema tahun ini sarat makna. Menurutnya, warga Bantul punya “DNA satriya” yang diwariskan dari leluhur yang ikut berjuang merebut kemerdekaan. “Semua warga punya jiwa satriya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, karakter satriya yang harus diwarisi mencakup greget, sawiji, golong gilig, sengguh, dan ora mingkuh. Nilai-nilai ini diyakini mampu menguatkan mental warga dan memperkokoh semangat kebersamaan masyarakat Bantul.
Halim juga optimis, jika jiwa satriya dimiliki setiap warga, terutama generasi muda, maka Bantul bisa menuntaskan banyak masalah seperti kemiskinan, sampah, hingga stunting. “Satriya itu solutif dan berani bertanggung jawab,” tegasnya.
Tarian kolosal bertajuk Jiwo Bumi Jiwo Samudero membuka upacara dengan megah. Ririn Puspita Sari, guru SMKI 1 Kasihan, menyebut tari ini menginterpretasikan nilai-nilai tema dengan menampilkan tokoh-tokoh simbolik khas Bantul.
Penampilan tersebut membawa unsur kemakmuran, kebersamaan, dan kekuatan satriya. Salah satunya melalui tokoh putri sebagai lambang dewi kemakmuran dan tokoh berseragam emas sebagai simbol kesatria, tanpa merujuk ke tokoh nyata.
Tari ini jadi pengingat bahwa nilai-nilai luhur tak hanya diwariskan lewat pidato atau tulisan, tapi juga seni pertunjukan. Jiwa satriya dihidupkan kembali, bukan lewat cerita masa lalu, tapi melalui karya dan semangat anak muda Bantul hari ini.