DPRD Bantul Target Rampungkan 12 Raperda Sebelum Akhir Tahun 2025
DPRD Bantul lagi sumringah karena yakin bisa merampungkan 12 raperda sebelum 2025 habis. Targetnya muluk tapi katanya optimis. Padahal kalau molor sedikit saja bisa jadi bahan olok olok publik yang sudah kadung skeptis sama kerja dewan.
Tiga dari 12 raperda itu sifatnya rutin tahunan. Ada laporan pertanggungjawaban APBD 2024, revisi APBD 2025, dan rancangan APBD 2026. Bahasa gampangnya dewan harus rajin ngecek dompet daerah supaya tetap aman dari minus parah.
Sisanya ada sembilan raperda yang sedang dibahas. Beberapa bahkan tinggal nunggu ketok palu. Isinya macam macam mulai perubahan bank daerah, pendidikan karakter sampai aturan minuman beralkohol yang bikin hotel bintang satu mingkem.
Aturan soal miras ini menarik. Hanya hotel bintang tiga ke atas yang boleh jual. Jualan online apalagi iklan langsung dicoret. Kalau ngeyel bisa kena kurungan tiga bulan plus denda sampai 50 juta. Lumayan buat bikin pengusaha keringat dingin.
Ada juga drama soal pengelolaan sampah. Katanya harus ditunda karena 20 pasal dicoret. Judul pun mesti diganti. Intinya bikin ulang dari nol. Jadi sampah hukum ikut menumpuk. Ironis tapi ya beginilah birokrasi kita.
Raperda soal administrasi kependudukan malah dicabut. Alasannya tidak cocok dengan aturan pusat. Jadi kayak mahasiswa yang skripsinya ditolak dosen pembimbing. Mau nangis juga percuma, harus revisi besar besaran.
Meski penuh drama, DPRD Bantul masih pede semua raperda tuntas sebelum tahun baru. Publik tentu menunggu. Bukan hanya janji manis, tapi hasil nyata. Kalau gagal ya siap siap kena nyinyir warga net yang lebih ganas daripada sidang paripurna.