Rapat Audiensi DPRD Bantul Jadi Harapan Baru Buruh Pabrik Tanpa Gaji
Puluhan pekerja PT Ide Studio Indonesia di Sewon akhirnya bersuara setelah berbulan-bulan kerja tanpa gaji. Mereka datang ke DPRD Bantul bukan untuk piknik, tapi menuntut hak yang semestinya jadi hal paling basic buat buruh.
DPRD Bantul janji ikut pasang badan. Wakil Ketua Komisi D, Ahmad Agus Sofwan, bilang akan memperjuangkan keadilan pekerja. Katanya DPRD bukan sekadar penonton, tapi siap jadi juru damai sekaligus tukang negur kalau perusahaan ogah bayar.
Dalam audiensi, para pekerja cerita panjang soal upah macet. Ada negosiasi yang diharap bisa jadi jalan keluar, walau DPRD mengakui perannya sebatas memberi dukungan. Kalau buntu, pemilik perusahaan bisa dipanggil langsung ke kursi panas.
Plt Kepala Disnaker Bantul, Istirul Widilastuti, juga muncul. Ia bilang kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan di DIY. Tapi sambil serius, tetap ada pesan manis: komunikasi akan dijaga agar masalah selesai tanpa drama terlalu lama.
Masalahnya, 32 pekerja pabrik mebel ekspor ini sudah lama menahan lapar. Jalur mediasi pernah dicoba tapi hasilnya nihil. Mereka bahkan minta PHK biar jelas nasib, tapi perusahaan menolak seolah mempertahankan pemain cadangan.
Dalih perusahaan klise banget, katanya keuangan seret karena ekonomi global. Padahal produk mebel tetap dikirim ke luar negeri. Buruh disuruh kerja terus, tapi gaji raib entah ke mana. Logikanya kebalik, kerja keras malah gratisan.
Sumiran, salah satu buruh senior, blak-blakan. Sejak 2005 ia kerja, tapi sejak November 2024 gajinya bolong-bolong. Dari Februari sampai Maret 2025 malah nihil. Ia tetap disuruh produksi, mebelnya ekspor, tapi upahnya mampir di awang-awang.