Notifications
General

Kolaborasi Multi Pihak Jadi Senjata Bantul Hadapi Krisis Sampah

Bantul resmi meluncurkan Gerakan Masyarakat Peduli Sampah Rumah Tangga (GEMPITA), sebuah inisiatif kolektif untuk mengelola sampah dari sumbernya dengan target ambisius Bantul Bersih Sampah 2030, berawal dari pertemuan di Baturetno Banguntapan.

Ringkasan Artikel:

  • Bantul luncurkan GEMPITA untuk kelola sampah rumah tangga menuju target 2030.
  • Perpres 47 2025 jadi payung hukum, daerah lain juga sudah bergerak cepat.
  • DLH Bantul dan Panewu tegaskan partisipasi warga sebagai kunci utama
  • Aparat TNI dan Polri ambil peran aktif dalam mengawal gerakan sampah ini.
  • Data KLHK tunjukkan 57 persen sampah organik jadi peluang besar dikelola.

Tekanan regulasi nasional mendorong langkah daerah

Peluncuran GEMPITA di Bantul tidak terjadi dalam ruang hampa, tetapi dalam arus kebijakan nasional yang makin tegas terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Perpres Nomor 47 Tahun 2025 menjadi landasan hukum yang mewajibkan pemilahan sejak dari sumber.

Beberapa daerah sudah bergerak lebih dulu, Bali misalnya mengusung Gerakan Bali Bersih Sampah 2025 dengan fokus pemilahan di rumah tangga. Kota Yogyakarta juga meluncurkan MAS JOS dengan target reduksi 20 persen dari 240 ton sampah harian.

Di DKI Jakarta, sistem retribusi progresif mulai berlaku sejak Januari 2025. Warga yang aktif memilah sampah diberi insentif pengurangan biaya. Pendekatan reward and punishment ini kini menjadi pola yang banyak ditiru daerah lain.

GEMPITA hadir sebagai komitmen nyata masyarakat Bantul

Pertemuan di Balai Kalurahan Baturetno menandai lahirnya gerakan ini dengan penandatanganan pakta integritas dan simbolisasi peralatan biopori. Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi menegaskan bahwa partisipasi warga adalah hal utama.

Bambang menekankan pesan Wakil Bupati bahwa gerakan ini tidak berhenti pada seremonial, melainkan kerja nyata di tiap rumah tangga. Pemilahan sampah organik, anorganik, dan residu menjadi fondasi dari seluruh strategi pengelolaan.

Panewu Banguntapan I Nyoman Gunarsa menyebut gerakan ini investasi masa depan. Ia menegaskan Bantul Bersih Sampah 2030 bukan wacana semata, melainkan target bersama yang hanya bisa dicapai dengan gotong royong masyarakat.

Aparat TNI dan Polri ikut jadi garda depan penggerak

Dukungan aparat terlihat nyata dengan hadirnya Kanit Binmas Polsek Banguntapan AKP Ihwan Wahyudi dan Babinsa Baturetno Serda Fajar. Keduanya memastikan keamanan sekaligus dorongan langsung kepada warga agar peduli lingkungan.

Ihwan Wahyudi menegaskan bahwa Polri siap bersinergi menjaga kondusivitas dan mendorong kesadaran warga. Ia menyebut pengelolaan sampah kini bagian dari tugas sosial selain penegakan hukum di tingkat lokal.

Kehadiran aparat TNI dan Polri mempertegas pesan bahwa urusan sampah bukan hanya tugas pemerintah daerah. Ini adalah pekerjaan kolektif yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor hingga akar komunitas.

Data sampah ungkap tantangan besar dan peluang baru

Data KLHK melalui SIPSN 2024 mencatat bahwa 57 persen sampah rumah tangga di Indonesia adalah organik, disusul plastik 15 persen dan kertas 10 persen. Angka ini menunjukkan peluang besar bila pengomposan rumah tangga dilakukan secara masif.

Bantul menghadapi kendala klasik berupa keterbatasan anggaran dan infrastruktur. Meski APBD naik menjadi Rp2,484 triliun pada 2025, alokasi untuk persampahan masih belum sebanding dengan kebutuhan yang terus meningkat.

Selain itu, perilaku masyarakat yang terbiasa membuang sembarangan menjadi tantangan terbesar. Pemkab menyebut perubahan budaya ini memerlukan pendekatan kultural berkelanjutan, bukan sekadar kebijakan administratif.

Dari semangat bumi satriya hingga target 2030

Gerakan ini sejalan dengan semangat Bantul Bumi Satriya yang digaungkan dalam peringatan hari jadi ke 194 kabupaten. Nilai kesatria ditafsirkan sebagai keberanian mengambil langkah terobosan untuk kepentingan lingkungan.

Pemkab juga mengembangkan manajemen talenta agar SDM persampahan dikelola oleh orang yang kompeten. Di sisi lain program ICS 2025 di Imogiri turut mendorong UMKM daur ulang agar memiliki peran nyata dalam rantai ekonomi sirkular.

Pertemuan di Baturetno menjadi titik awal. Keberhasilannya akan diukur dari penurunan volume sampah di TPA. Target Bantul Bersih Sampah 2030 kini tengah dijejaki langkah demi langkah dari dapur rumah tangga hingga level kabupaten.

Post a Comment
Scroll to top